||www.beritakapuas.com||Jika UN tingkat SMA/sederajat wajib menerapkan metode Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun untuk tingkat SMP/sederajat masih
menerapkan dua metode. Selain menerapkan metode UNBK, SMP/sederajat juga masih
ada menerapkan metode Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP), termasuk di Kota
Sintang. Hal ini tak lain karena masih minimnya sarana komputer yang dimiliki
sekolah.
" Kita harapkan Dinas Pendidikan terus mengajukan
anggaran bagi sekolah sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer. Karena
selain bisa digunakan untuk UNBK, sarana komputer itu juga bisa digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar anak anak sehari hari , " kata Anggota Komisi C
DPRD Sintang, Welbertus, Selasa ( 23 / 04 / 19 ).
Siswa kelas IX di semua SMP/sederajat, mengikuti Ujian
Nasional ( UN ) yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia pada 23 - 26
April 2018. Untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer, Askiman, Wakil Bupati
Sintang turut menjelaskan kendalanya ada pada jaringan internet yang belum
sampai ke pedalaman.
“ Ya, jaringan internet kita belum sampai ke desa desa di
Kabupaten Sintang, dengan demikian kita berharap agar Pemerintah Pusat
berkehendak secara total agar ke depannya sistem jaringan internet harus bisa
sampai ke pelosok negeri, jika ingin menggunakan ujian nasional berbasis
komputer, kalau itu lancar, tentunya akan bagus dan luar biasa pelaksanaan UNBK
nya ” , harap Askiman.
Lebih lanjut, Welbertus, anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan
itu berpesan kepada peserta didik SMP sederajat yang mengikuti UN tahun ini
agar tidak melakukan coret coret baju seragam usai mengikuti seluruh rangkaian
UN.
" Diimbau kepada siswa setelah ujian jangan lakukan
coret coret, jangan melakukan konvoi atau merusak fasilitas umum. Sebagai anak
harapan bangsa bersikaplah terpuji. Dan kalau bisa baju seragam yang sudah
tidak dipakai lagi dapat diberikan kepada adik adik kelasnya yang membutuhkan ,
" himbau Welbertus.
( Rz )