||www.beritakapuas.com||" Optimalisasi lahan menjadi lahan produktif menjadi
salah satu langkah pemerintah dalam peningkatan produksi khususnya lahan
pertanian “. Demikian disampaikan Florensius Roni, Ketua Komisi B DPRD
Kabupaten Sintang, Rabu ( 03 / 04 / 19 ).
Dikatakan oleh Roni, Kabupaten Sintang merupakan daerah
teritorial pegunungan. Sedangkan di wilayah lereng bukit banyak terdapat rawa rawa
yang merupakan hamparan tanah subur. Meskipun biasa digunakan masyarakat dalam
bercocok tanam padi, namun luas lahan yang ada masih belum termanfaatkan dengan
baik dan dapat dikhawatirkan dialih fungsikan untuk sawit.
Roni menambahkan, dengan proyeksi Indonesia menjadi lumbung
pangan dunia di tahun 2045, pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri menjadi
tolak ukur yang nantinya berujung pada ekspor pangan.
" Minimal untuk pemenuhan kebutuhan domestik lah,
sehingga kita tak perlu ekspor beras misalnya , " kata Roni menambahkan.
Memang, dengan luas wilayah hampir sama dengan Propinsi Jawa
Barat dan jumlah penduduk sebanyak empat ratus sepuluh ribu jiwa, dengan luas
lahan pertanian padi sawah yang produktif ada sekitar tujuh ribu tujuh ratus
hektar, sehingga bisa dikatakan sebenarnya luas lahan pertanian yang digarap
para petani masih kurang.
“ Luas tanam padi sawah yang masih
kurang dengan sistem menanamnya hampir rata rata masih 1 hingga
2 kali dalam satu tahunnya di beberapa desa. Dan hanya Desa Baning
Panjang dan Sungai Maram Kecamatan Kelam Permai yang sudah
mampu tiga kali dalam satu tahun, ini harus perlu
ditingkatkan ” , tegas Jarot Winarno.
Bupati Sintang, dr.H. Jarot Winarno, M.Med , PH,
menjelaskan, dengan sistem kemampuan petani di beberapa tempat sudah mampu
melakukan panen padi sawah tiga kali dalam satu tahunnya, ini
merupakan suatu keberhasilan yang harus tetap dipertahankan.
Dan diperluas ke lahan lahan di daerah lain di wilayah
Kabupaten Sintang.
( Rz )