||www.beritakapuas.com||Saat diminta tentang tanggapannya terhadap pelaksanaan
Pemilu di Kabupaten Sintang, Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Jeffray Edward, yang
juga caleg petahana dari PDI Perjuangan ini mengingatkan agar masyarakat
Sintang tidak mudah terbawa euforia yang terjadi di daerah lain.
" Stop lah perang urat syaraf di media sosial. Tak ada
gunanya kita melakukan itu, toh kalah menang itu sudah hukumnya dan kita
memilih capres dan caleg juga untuk kepentingan bersama. Siapapun Presidennya
ya Presiden Rakyat Indonesia, siapapun calegnya ya caleg yang melayani
masyarakat umum juga , " tegas Jeffray, pada Kamis ( 18 / 04 / 19 ).
Pemilu 2019 ini, memang berbeda. Selain dilakukan serentak
memilih anggota legislatif dan presiden, kini masyarakat semakin terbuka
mengungkapkan perbedaan pilihan politik. Media sosial menjadi sarana utama
untuk menyuarakan pendapat tersebut. Kemungkinan terjadinya gesekan pun tidak
dapat dipungkiri.
" Memang tidak ada salahnya masyarakat berani terbuka
mengungkapkan perbedaan pilihan melalui media sosial. Hanya saja, butuh
kedewasaan untuk menyikapi perbedaan tersebut. Harus disadari bahwa media
sosial adalah ruang publik. Ruang di mana orang lain pun berhak menyuarakan opininya
, “ ujar Jeffray.
Ketua DPRD Sintang Jeffray Edward mensyukuri pelaksanaan
Pemilu Serentak Presiden dan Legislatif di Kabupaten Sintang yang berlangsung
lancar dan aman. Dirinya juga menegaskan bahwa dalam alam demokrasi, masyarakat
harus dapat menghargai perbedaan dalam pilihan.
" Secara umum memang semua berjalan lancar dan utamanya
juga aman. Terima kasih kepada Polri dan TNI dan juga Pol PP serta Linmas yang
sudah sedemikian rupa mengawal jalannya pelaksanaan pencoblosan. Saya berharap
situasi kondusif di Sintang terus dipertahankan dan dijaga. Yang terpenting
adalah masyarakat harus juga menghargai perbedaan dalam pemilu karena itulah
marwahnya demokrasi , " ungkap Jeffray.
Memberikan ruang bagi perbedaan pendapat serta pilihan
adalah makna dari demokrasi. Jadi, masyarakat harus serta merta menyikapinya
dengan bijak.
" Hadapi dengan senyum dan santai saja! " ujar
Jeffray.
Sudah seharusnya jika tiap perbedaan yang ada justru menjadi
titik temu dalam masyarakat untuk saling memahami antara satu dengan lainnya.
Sikap saling menghormati dan bertenggang rasa ini penting untuk memperkokoh
persaudaraan kita sesama anak bangsa.
" Mari kita menghadapi perbedaan pilihan calon presiden
atau partai politik, atau pun kepala daerah, dengan cara saling menghargai.
Sejatinya, perbedaan pilihan itu adalah suatu hal yang manusiawi , " kata
Jeffray.
Berbeda pilihan itu sunnatullah, karena isi kepala dan hati
tiap individu itu berbeda. Jangan karena berbeda pilihan, di antara kita jadi
saling ribut dan bertengkar sesama teman, sahabat,keluarga, pindah kantor
bahkan ada yang sampai memutuskan tali silaturahmi.
" Bila disikapi demikian, sesuatu hal yang tadinya lucu
dan menyenangkan, akhirnya jadi sesuatu yang ingin dihindari. Masyarakat bisa
menjadi apatis , " kata Jeffray lagi.
Kita harus mengingat sejarah, bahwa Indonesia terbentuk dari
berbagai ragam suku bangsa. Jadi memang berbeda adalah hal wajar. Namun, para
pendiri bangsa sudah berikrar setia untuk saling bersatu dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda beda
tapi satu.
" Negara ini mampu kokoh berdiri hingga kini karena
adanya sikap saling menghargai perbedaan, baik dalam hal suku, ras, maupun
keyakinan beragama. Jangan sampai luntur karena perbedaan politik di antara
kita , " ujar Jeffray kembali menegaskan.
Lanjutnya, jargon politik memang tidak ada yang sempurna,
tidak seperti jargon yang ada di dalam dunia kesusasteraan dan budaya, yang
sarat dengan makna. Kendatipun dalam susunan kata yang dirangkai menjadi syair,
puisi, prosa maupun cerpen, terkadang terlalu sulit bagi pembacanya, untuk
mencerna makna dari apa yang ditulis oleh penulisnya. Akan tetapi tetap dalam
koridor etika dan berbudaya.
" Dalam dunia politik, yang ada adalah kepentingan, apa
lagi politik diartikan sebagai makna “ Tidak ada musuh abadi, dan tidak pula
ada kawan setia “, yang ada, adalah kepentingan , " pungkas Jeffray.
( Rz )