||www.beritakapuas.com||Menghadapi revolusi industri 4.0 tentu bukan perkara mudah.
Sederet hal perlu dipersiapkan, misalnya saja dengan merubah metode
pembelajaran dalam dunia pendidikan yang ada saat ini. Demikian disampaikan
Tuah Mangasih, anggota DPRD Kabupaten Sintang beberapa saat yang lalu.
" Negara perlu merubah tiga hal dari sisi edukasi. Yang
paling fundamental adalah mengubah sifat dan pola pikir anak anak zaman
sekarang. Selanjutnya, sekolah harus bisa mengasah dan mengembangkan bakat
seorang anak. Terakhir, institusi pendidikan tinggi seharusnya mampu mengubah
model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman , " ujar Tuah
Mangasih, anggota DPRD Sintang periode 2014 - 2019 dari Komisi C.
Untuk maju, sebuah negara tentu harus melakukan perubahan di
berbagai bidang. Apalagi saat ini, ketika Indonesia tengah menghadapi era
revolusi industri 4.0 di mana persaingan kian ketat. Salah satu perubahan itu
bisa terbentuk dengan perbaikan sumber daya manusia. Pemerintah perlu
memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak anak, misalnya dengan
menyediakan teknologi yang mumpuni.
" Diperlukan perpindahan makna KKN menjadi Komunikasi,
Kolaborasi, dan Networking untuk membangun generasi muda Indonesia yang lebih
baik. Jadi bukan KKN paradigma lama yakni Korupsi, Kolusi dan Nepotisme , "
kata Tuah.
Dengan menyediakan berbagai fasilitas yang sesuai kebutuhan
dan tuntutan zaman, diharapkan anak anak muda Indonesia dapat mengantongi bekal
yang cukup dalam menghadapi berbagai tantangan di era revolusi industri 4.0
ini. Mengingat kondisi teknologi yang selalu berubah, diperlukan kemampuan
adaptasi yang tinggi agar tidak ketinggalan zaman. Anak anak muda Indonesia
khususnya di Kabupaten Sintang juga diharapkan mampu bersaing dan memiliki
nilai nilainya sendiri.
" Perkembangan teknologi itukan dinamis. Teknologi
berkembang tak mengenal ruang dan waktu ataupun kondisi suatu wilayah.
Teknologi tetap akan memasuki kehidupan, meskipun misalnya wilayah Sintang yang
banyak memerlukan perhatian dari sisi infrastruktur. Jadi bagaimana kita yang
ada ini siap untuk menerimanya, itulah tantangannya , " jelas Tuah
Mangasih.
Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang dipakai oleh para
ahli teori pendidikan untuk menggambarkan beragam cara dalam mengintegrasikan
teknologi cyber, baik secara fisik maupun tidak, ke dalam dunia pembelajaran.
Konsep ini juga merupakan lompatan dari Pendidikan 3.0 yang lebih mencakup
pertemuan ilmu saraf, psikolofi kognitif, dan teknologi pendidikan menggunakan
teknologi digital dan mobile berbasis web.
Dalam hal ini, pendidikan 4.0 berada jauh di atas hal
tersebut. Bahkan dalam beberapa hal, pendidikan 4.0 merupakan fenomena yang
timbul sebagai respon terhadap kebutuhan revolusi industri 4.0, di mana manusia
dan mesin diselaraskan untuk memperoleh solusi, memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi, serta menemukan berbagai kemungkinan inovasi baru yang dapat
dimanfaatkan bagi perbaikan kehidupan manusia modern.
Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, diperlukan
pendidikan yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif.
Hal tersebut salah satunya dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasi
penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu
menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih
baik. Indonesia pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan
tuntutan teknologi digital.
" Sudah saatnya kita meninggalkan proses pembelajaran
yang cenderung mengutamakan hapalan atau sekadar menemukan satu jawaban benar
dari soal. Metode pembelajaran pendidikan harus mulai beralih menjadi proses proses
pemikiran yang visioner, termasuk mengasah kemampuan cara berpikir kreatif dan
inovatif. Hal ini diperlukan untuk menghadapi berbagai perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan , " tegas Tuah Mangasih.
( Rz )