||www.beritakapuas.com||Menurut Jeffray Edward, ketua DPRD Kabupaten Sintang, yang
juga caleg incumbent ini, Pemilu 2019 merupakan pemilu serentak pertama yang
dilaksanakan dalam sejarah Indonesia bahkan dalam pelaksanaan pemilu yang
demokratis di dunia. Bahkan beberapa petugas penyelenggara Pemilu Serentak 2019
ini juga ada yang meninggal, termasuk di wilayah Kabupaten Sintang.
" Harus diakui, ini adalah pemilu yang sangat berat
yang pernah dilaksanakan dalam sejarah pemilu di Indonesia, bahkan dunia karena
menggabungkan dua pemilihan dalam sekali pelaksanaan , " jelas Jefrray.
Dalam hal ini, Jeffray Edward menyampaikan bela sungkawa
atas meninggalnya 5 Petugas Penyelenggara Pemilu 2019, baik KPPS, PPS, PPK dan
Linmas yang ada di Kabupaten Sintang. Ia berharap peristiwa ini menjadi bahan
evaluasi bagi pemerintah dalam penyelenggaraan Pemilu mendatang.
" Selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )
Sintang, saya dan atas nama seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Sintang, termasuk juga selaku Ketua DPC PDI Perjuangan dan
seluruh anggota, menyatakan duka cita yang mendalam atas wafatnya para
penyelenggara pemilu ad hock di bawah KPU , " ungkap Jeffray pada Sabtu, (
27 / 04 / 19 ).
Secara nasional, jumlah petugas yang meninggal dalam
melaksanakan tugas sudah hampir mendekati 300 orang yang rata rata meninggal
dikarenakan beban psikis serta kelelahan yang luar biasa.
" Saya di sela kegiatan sebagai caleg petahana yang
juga saat ini mengikuti jalannya rekapitulasi juga tak luput mengikuti
perkembangan berita terkait banyaknya petugas yang wafat, termasuk yang ada di
Kabupaten Sintang. Terakhir saya baca di media online sudah mendekati 300 orang
atau tepatnya rilis yang dikeluarkan KPU Pusat sebanyak 272 yang meninggal, dan
itu belum termasuk mereka yang dirawat intensif , " ungkap Jeffray.
Jeffray bahkan menyebut peristiwa tersebut sebagai tragedi
dalam sejarah pelaksanaan Pemilu yang menimpa para petugas penyelenggara di tingkat
bawah. Dirinya berharap peristiwa tersebut dapat menjadi pembelajaran terbesar
dalam proses pelaksanaan pemilu ke depannya.
" Ya, ini bisa disebut tragedi nasional lah, karena
merata di setiap provinsi di Indonesia. Saya berharap ini jadi pembelajaran
yang sangat berharga untuk pelaksanaan pemilu berikutnya , " kata Jeffray.
Tentang apakah pemilu selanjutnya perlu dilakukan perubahan
pola dengan tidak menggabungkan pemilu lainnya, Jeffray meyakini jika KPU
dengan peristiwa ini sudah dapat menyimpulkan apa yang terbaik untuk pemilu ke depannya
sehingga tidak ada lagi pengulangan peristiwa.
" Saya meyakini, KPU dan Pemerintah dengan adanya
peristiwa ini sudah dapat menarik kesimpulan apa yang akan diperbuat untuk
pemilu selanjutnya. Kalau bicara pribadi, ya saya minta pemilu serentak ini
harus ditinjau ulang , " tegas Jeffray.
Hingga saat ini, KPU mencatat jumlah petugas Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS ) yang meninggal dunia sebanyak 272
orang. Sedangkan 1.878 orang sakit. Berdasarkan data tersebut, total petugas
KPPS yang meninggal dunia dan sakit berjumlah 2.150 orang. Data diambil Sabtu (
27 / 04 / 19 ) pukul 18.00 WIB.
( Rz )