||www.beritakapuas.com||Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat
mengatakan, untuk penukaran uang selama Ramadhan hingga menjelang Hari Raya
Idul Fitri 1440 Hijriyah, total seluruh Kalbar disiapkan sebanyak Rp 4,1
triliun. Jumlah ini sama dengan tahun sebelumnya, karena hitung hitungan BI,
kebutuhan uang di Kalbar sejumlah itu, dan jika pun nanti melampaui jumlah
tersebut, Bank Indonesia sudah siap.
Adapun titik penukaran uang di seluruh Kalimantan Barat
sebanyak 70 titik dan 28 titik di antaranya selain di Pontianak, juga di
beberapa daerah yaitu di Mempawah, Sambas, Sanggau dan Melawi. Sedangkan 42
titik berapa di empat Kas Titipan ( Kastip ) BI, yaitu di Singkawang,
Ketapang, Sintang dan Putusibau.
Layanan penukaran uang dimulai pada tanggal 20 Mei hingga 29
Mei 2019. Layanan tersebut dibuka pada pukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB.
Menyoroti hal ini, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD
) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai peredaran
uang palsu menjelang Lebaran 1440 Hijriah.
" Masyarakat harus semakin waspada karena modus
pemalsuan uang yang biasanya marak terjadi pada waktu waktu meningkatnya
kesibukan masyarakat melakukan transaksi jual beli , " kata Jeffray, Rabu
( 29 / 05 / 19 ).
Terlebih lagi, sekarang telah memasuki H-6 Lebaran sehingga
tingkat peredaran uang semakin meningkat. Selain itu juga karena semakin
bermunculan tempat dan jasa jasa penukaran uang tidak resmi yang mana saat
seperti itu modus pemalsuan uang lebih marak dilakukan.
" Kita harus bisa membedakan karakteristik uang asli
dan palsu dengan melakukan 3D. Khusus masyarakat yang membutuhkan jasa
penukaran uang pecahan sebaiknya dilakukan di tempat resmi, seperti bank ,
" kata Jeffray.
Hal itu karena tingkat kebutuhan masyarakat dalam melakukan
transaksi jual beli selama Ramadhan dan Idul Fitri semakin tinggi, sehingga
rawan dimanfaatkan pengedar uang palsu untuk melancarkan aksinya.
“ Menukarkan uang di tempat resmi berarti berupaya
mengantisipasi peredaran uang palsu. Saat transaksi pun juga harus lebih teliti
karena belanja adalah salah satu modus peredaran uang palsu , " kata
Jeffray.
Jeffray berharap pihak berwajib secara berkala terus
melakukan langkah langkah antisipasi peredaran uang palsu, sehingga kerugian
masyarakat akibat peredaran uang tersebut dapat ditekan.
" Untuk itu masyarakat harus selalu meneliti keaslian
uang, yakni dengan prinsip tiga D, dilihat, diraba dan diterawang. Manfaatkan
lokasi lokasi jasa penukaran uang yang resmi seperti yang disiapkan pihak bank.
Apalagi biasanya mendekati Lebaran perbankan membuka loket khusus penukaran
uang , " kata Jeffray.
( Rz )