||www.beritakapuas.com||Di beberapa daerah, kondisi menjelang lebaran banyak
dimanfaatkan oknum pedagang untuk meraup untung dengan berbagai cara. Ada yang
berspekulasi dengan menjual daging gelonggongan yang kualitasnya tidak terlalu
baik atau daging oplosan. Selain daging sapi oplosan, masyarakat juga perlu untuk mewaspadai
penjualan daging ayam potong yang sudah tidak layak konsumsi.
" Istilahnya ayam tiren. Lebih baik kalau mau beli,
amannya minta yang masih hidup atau yang baru dipotong. Tidak sedikit, ayam
yang mati saat diangkut langsung diolah dan dijual kemasyarakat. Halal dan
haram itu nomor sekian, yang penting raup keuntungan mumpung permintaan tinggi.
Itu biasanya terjadi pada 3 hari jelang lebaran , " demikian ungkap Hamzah
Sopian, anggota DPRD Kabupaten Sintang, Selasa ( 14 / 05 / 19 ).
Hamzah meminta instansi terkait untuk mengintensifkan
pemantauan penjualan daging sapi di sejumlah pasar tradisional menjelang
Lebaran, untuk memastikan tidak ada daging sapi gelonggongan atau daging sapi
oplosan yang dijual. Hal tersebut disampaikan Hamzah Sopian dari Komisi B guna
mengingatkan karena dikhawatirkan meningkatnya kebutuhan daging serta tingginya
harga dimanfaatkan oknum tertentu untuk meraup untung.
" Selama ini memang tidak pernah terdengar di Sintang
terjadi penjualan daging oplosan. Harapan saya jangan sampai terjadi, tapi
kewaspadaan tetap perlu dilakukan dan jangan terlena. Namanya juga pencuri,
mana kita tahu kapan datangnya. Jadi yang terbaik adalah pemantauan intensif
pihak terkait tetap dilakukan , " ujar Hamzah Sopian.
Hamzah percaya pedagang yang menjual daging sapi
gelonggongan atau oplosan tidak akan ditemukan di Sintang karena saat ini
konsumen sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik untuk mencermati kualitas
daging sapi yang akan mereka beli. Selain itu pedagang banyak yang tidak mau
berspekulasi dengan menjual daging gelonggongan yang kualitasnya tidak terlalu
baik atau daging oplosan karena konsumen sangat selektif.
" Saya percaya, pedagang di Sintang punya hati nurani ,
" ujarnya Hamzah.
Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Sintang, Emiliana
Lidya mengungkapkan, sejauh ini memang belum pernah ditemukan kasus penjualan
daging oplosan di pasaran Sintang.
" Kami belum pernah mendengar atau mendapatkan laporan
tentang adanya penjualan daging oplosan di pasar pasar Sintang. Harapan kita
jangan sampai itu dilakukan oleh pedagang. Kalau ada yang coba coba ya tanggung
resikolah , " ujar Lidya.
Pihak Disperindagkop dan UKM, menurut Lidya, menghadapi
setiap hari raya, khususnya lebaran, intensif untuk melakukan operasi pasar.
" Dalam operasi pasar, kita juga menjual daging beku.
Jadi tujuan dari operasi pasar ya salah satunya mengantisipasi hal hal seperti
itu , " ungkap Lidya.
( Rz )