SPACE IKLAN GRATIS

WACANA PENGADAAN PELAJARAN PMP, DEWAN SINTANG MENDUKUNG

 on Tuesday, June 4, 2019  




||www.beritakapuas.com||Mengingat akhir akhir ini kondisi bangsa Indonesia rentan terpecah ke dalam berbagai ideologi selain Pancasila, muncul salah satu wacana yaitu agar Pendidikan Moral Pancasila ( PMP ) sebagai mata pelajaran sekolah kembali dihidupkan, karena dianggap ampuh meskipun merupakan warisan Orde Baru.

Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Tuah Mangasih, saat ditanyakan hal tersebut menyambut baik jika wacana dihidupkannya kembali pelajaran moral pancasila di sekolah dan perguruan tinggi.

" Saya sangat mendukung itu, hanya saja metodenya harus disesuaikan dengan keadaan sekarang, dan sudah seharusnya lah ideologi kebangsaan ini tidak diperdebatkan lagi karena para pendiri bangsa sudah sepakat dengan hal tersebut. Jadi sudah seharusnya Pancasila sebagai ideologi bangsa ini harus mendapat tempat , " ujar Tuah, Senin ( 03 / 06 / 2019).

Tuah Mangasih menambahkan, tidak dapat dibendung, di alam demokrasi saat ini seluruh nilai berhak mendapat tempat. Apapun sepanjang pada tataran pemikiran, tidak lagi dianggap sebagai ancaman. Kebebasan berpikir dilindungi. Individualisme dihargai.

" Tapi sangat disayangkan, di situ pula, radikalisme berhasil mendapat momentum. Di balik kebebasan individu, radikalisme mendapat tempat bersembunyi. Di balik penjaminan hak berserikat dan berkumpul, suara radikal bisa sedemikian nyaring. Sentimen ketidakpuasan publik dieksploitasi, agar sekelompok masyarakat mau bertindak. Sentimen agama dimanfaatkan, agar sekelompok masyarakat mau bergerak. Tindakannya menolak sistem yang berlaku. Gerakannya menghendaki perubahan bentuk negara. Caranya, segala cara jadi boleh. Ciri khasnya, menolak toleransi. Menolak kerja sama dengan penganut agama lain, bahkan dengan saudara seagama yang berbeda pandangan , " ungkap Tuah, politisi PDI Perjuangan ini.

Ditegaskan Tuah, tidak dapat dipungkiri, 74 tahun Pancasila hadir menjaga keutuhan negeri, meski digempur tantangan berbeda dari zaman ke zaman, namun hingga saat ini bangsa Indonesia masih berdiri tegak dan berdaulat.

Pada 1 Juni 1945, kata Pancasila pertama kali diperkenalkan Bung Karno saat sidang BPUPKI di Gedung Chuo Sangi In, Jakarta. Fondasi berdirinya rumah besar bernama Republik Indonesia digagas, para founding fathers berpikir keras. Bagaimana caranya, agar negeri ini sanggup menaungi kodrat pluralistiknya. 

Kini, 1 Juni 2019, yang tersisa tampaknya sebatas kewajiban upacara. Seremonial hormat bendera yang miskin makna. Inilah gambaran yang terjadi saat ini ketika membicarakan peringatan hari lahirnya Pancasila, yang baru pada era reformasi ini dijadikan sebagai hari libur nasional dan wajib untuk diperingati dengan melaksanakan upacara bendera.

Lalu, bagaimanakah menumbuhkan semangat ideologi Pancasila sebagai ideologi kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik ini, di tengah derasnya arus sejumlah kelompok yang ingin merubah ideologi keramat bangsa Indonesia ini?

Waktu akan menjawab.
( Rz )
WACANA PENGADAAN PELAJARAN PMP, DEWAN SINTANG MENDUKUNG 4.5 5 Rizky Tuesday, June 4, 2019 ||www.beritakapuas.com|| Mengingat akhir akhir ini kondisi bangsa Indonesia rentan terpecah ke dalam berbagai ideologi selain Panca...


Contact Form

Name

Email *

Message *