![]() |
Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno memimpin apel pembukaan simulasi penanggulangan krisis kesehatan di eks. Lapangan Terbang Susilo Sintang, Kamis (31/10/2019). Foto oleh Humas |
WWW.BERITAKAPUAS.COM||SINTANG. Usai menuai bencana kabut asap beberapa buan lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang berinisiatif melakukan pembentukan dan pelatihan tim untuk menangani dan mengantisipasi krisis kesehatan pada masa darurat bencana. Proses pelatihan dimulai dengan mengadakan apel bersama di Eks. Lapangan Terbang Susilo Sintang, Jalan M.T. Haryono, Kamis, (31/10/2019).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr. Harysinto Linoh, menjelaskan tujuan diselenggarakannya kegiatan simulasi penanggulangan krisis kesehatan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang, untuk melatih satu tim yang nantinya akan menjadi tim yang terlatih guna menangani krisis kesehatan di Kabupaten Sintang”, kata dr. Sinto. “kami undang narasumber Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rumah Sakit Persahabatan, Pusat Pendidikan Kesehatan Angkatan Darat, dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat”, ucapnya lagi.
Menurut dr. Harysinto Linoh, tim krisis kesehatan Kabupaten Sintang, tidak hanya menanggulangi kebakaran hutan dan lahan saja, tapi juga menangani bencana banjir dan krisis kejadian Luar Biasa seperti penyakit rabies lainnya. Kegiatan simulasi ini melibatkan berbagai lintas sektor, ada dari Polres Sintang, TNI AD, BPBD, Dinas Sosial, dan Manggala Agni.
Dalam amanatnya, Bupati Sintang, Jarot Winarno saat memimpin apel tersebut mengatakan, saat ini udara di Kabupaten Sintang sudah bersih dari asap kebakaran hutan dan lahan ketimbang beberapa bulan yang lalu. Terkait kebakaran hutan dan lahan masyarakat Sintang telah merasakan dampak dari asap kebakaran hutan dan lahan yang luar biasa. Hal ini berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia. Sehingga penting untuk memiliki tim kesehatan yang sigap dan siap menangani situasi darurat tersebut.
“Waktu kita kena bencana asap seperti kemarin, kita jadi merasakan iritasi pada mata, iritasi tenggorokan, iritasi kulit dan sampai gangguan pernapasan,” kata dr. Jarot. sambungnya. “Tentunya teman-teman di Kabupaten Sintang khususnya tenaga medis, dengan adanya kegiatan ini dapat dibekali dengan keterampilan untuk menanggulangi efek buruk kesehatan yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan secara dini atau bencana lainnya yang terjadi di tempat kita ini,” tambahnya. (INA)