![]() |
Foto oleh Prokopim |
WWW.BERITAKAPUAS.COM||SINTANG.
Bupati Sintang, Jarot Winarno meresmikan Kapal Wisata Bidar Pelangi Jubair dengan
ditandai penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita, yang dilaksanakan di
Taman Bungur, depan Pendopo Bupati Sintang, pada Kamis (20/02/2020). Kapal
wisata ini digagas oleh Majelis Adat Budaya Melayu Kabupaten Sintang.
“Dulu banyak kapal di Kota
Sintang, seperti Junjung Buih tetapi sudah tidak ada lagi, jadi dengan adanya
Kapal Bidar Pelangi Jubair ini bisa menghidupkan kembali budaya sungai,
menghidupkan sektor wisata sungai di Kota Sintang, karena wisata sungai masih dicari
oleh masyarakat”, ujar Jarot.
Apalagi, sambung Jarot , bahwa
masyarakat dari dulu hingga kini yang berada di pesisir sungai masih melakukan
aktivitas kawasan pinggiran sungai. Kegiatan di pinggiran sungai di Sintang
masih hidup, banyak orang melakukan aktivitasnya di sungai, sehingga dengan
hadirnya kapal bidar ini bisa menambah wisata sungai di Kota Sintang.
“Mari sama-sama kita jaga kapal
bidar ini, selanjutnya akan kita optimalkan sebagai salah satu objek wisata
sungai,” pesan Jarot. “Hadirnya kapal bidar ini merupakan kerjasama antara MABM
dengan Pemkab Sintang, dengan demikian Sintang ini tempat meleburnya suku dan
budaya, ada melayu, dayak, tionghua, minang, Nusa Tenggara, masyarakat jawa dan
seluruh lapisan suku yang ada di Sintang itu bersatu padu, hal inilah merupakan
kontribusi nyata untuk membangun Kabupaten Sintang”, ucapnya lagi.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan
Pimpinan Daerah Majelis Adat Budaya Melayu Kabupaten Sintang, H. Ade
Kartawidjaja menjelaskan tujuan dibuatnya kapal bidar ini. Ide ini muncul atas
dasar kepedulian MABM terhadap sungai sebagai lingkungan hidup yang pokok
dimasa lalu, karena saat ini keberadaan sungai sudah mulai ditinggalkan,
padahal sejarah mencatat, bahwa sungailah
tempat peradaban, dengan demikian MABM Sintang menghadirkan kapal wisata
sebagai sarana hiburan yang edukati serta untuk memperkuat persaudaraan antar
suku dan etnis di Kabupaten Sintang.
“Pertama kita membeli kapal motor
bandong milik swasta, kemudian kami lakukan pemakalan pada lambung kapalnya,
kemudian bangunan lama dibongkar dan diganti dengan tipe sarana wisata air
dengan waktu pembuatan selama lima bulan, dengan spesifikasi panjang 20 meter,
lebar 6,5 meter, tinggi 7 meter, dengan daya tampung penumpang untuk wisata
sekitar 120 orang atau sekitar 7 ton dan dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan yang sesuai standar keamanan,” jelas Ade Karta. (ina)