WWW.BERITAKAPUAS.COM||SINTANG. “Mencegah impor kasus dari Malaysia agak mudah, karena Malaysia pun ketat tidka boleh keluar masuk. Mau lewat jalan resmi maupun jalan tikus, semua ndak bisa. Sehingga sejak peraturan ketat itu, jalan tikus ke Malaysia jarang digunakan. Tetapi kalau kasus impor dari Pontianak, lebih sulit kita untuk mencegahnya,” ungkap Bupati Sintang, Jarot Winarno, Minggu (25/4/2021).
Hal ini disampaikan Jarot demi menjelaskan dengan adanya peningkatan jumlah terkonfirmasi positif corona di Sintang. Jarot pun mengakui bahwa saat ini, tim Satgas masih lemah dalam hal pencegahan kasus impor dari Pontianak.
“Saat ini transmisi lokal sebenarnya sudah minim, tapi banyak kasus yang datang dari Pontianak, Jakarta, dan Singkawang. Kita agak lemah dalam hal ini karna kita tidak bisa menerapkan kebijakan pelarangan masuk bagi pelaku perjalanan yang tidak membawa hasil PCR negatif,” kata Jarot.
Menurut Jarot, Sintang tidak bisa mewajibkan kebijakan wajib PCR negatif corona bagi pelaku perjalanan, seperti yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar bagi penumpang pesawat dari luar Kalbar.
“Kita
tidak punya mekanisme itu. Kalau Pontianak enak, mendarat di Supadio harus bawa
PCR negative baru boleh masuk. Kalau kita kan kendaraan umum, jalan darat. Mana
bisa kontrol seluruh warga yang datang. Kecuali yang datang lewat bandara, iya
kita bisa terapkan minimal harus antigen negtif,” papar Jarot lagi. (indi)